SEJARAH ISLAM MODERN
PENDIDIKAN DI NEGARA-NEGARA ISLAM PADA MASA MODERN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam
Modern
Disusun Oleh:
1. LIYANI JAZILATUL HIMMAH (1717402021)
2. ROFIQOH NUR ALIFAH (1717402032)
3. IRSYAD KHOIRUL FAUZAN (1717402018)
4 PAI A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2019
PENDIDIKAN DI NEGARA-NEGARA ISLAM PADA MASA MODERN
A.
Pendidikan di Turki Pada Masa Modern
Pendiri Kerajaan Turki Usmani adalah
bangsa Turki dan kabilah
Oghuz. Mereka masuk islam
sekitar abad ke-9
atau ke-10 dibawah
pimpinan Ortoghol. Ortoghol
meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya Usman.
Dia inilah yang
dianggap sebagai pendiri
kerajaan Usmani.
Sebelum meninggal Usman
menunjuk putranya Orkhan
(untuk menggantikan
posisinya) yang telah
dididik sebagai seorang
prajurit dibawah pengawasan ayahnya,
dan telah menunjukkan
kemampuannya di dalam
banyak peperangan, terutama dalam penaklukan Brusa.[1]
Kerajaan Usmani sangat gencar melakukan ekspansi guna meluaskan wilayah
kekuasaannya, sehingga pada masa Orkhan
sebagian dari wilayah
Eropa telah ditundukkan.
Begitu juga yang dilakukan oleh sultan –sultan
berikutnya, hingga Turki Usmani menjelma menjadi raksasa yang disegani Eropa
dan sekutunya.
Pada masa Usmani, dibalik kejayaan
ekspansinya telah terjadi kelesuan intelektual
yang accut. Lebih menarik lagi,
karena pada periode
akhir Usmani, Eropa
saat itu justru
mengalami Aufklarung danrenaissance dengan
segala dimensinya yang
berpengaruh secara mondial.[2]
1.
Pendidikan Usmani Zaman
Modern (Mahmud II,
1808 - Era Tanzimat
- Era Usmani Muda -
Turki Muda - Abdul Majid II, 1922 M)
a.
Masa Mahmud II
Kerajaan Turki pada
awal abad kesembilan
belas dalam kondisi
yang berantakan dan terpecah-pecah. Secara praktis di Ottoman terjadi stagnasi bidang ilmu dan teknologi. Kemajuan
militer Usmani tidak
diimbangi dengan sains.
Ketika pihak Eropa
berhasil mengembangkan teknologi
persenjataan, pihak Usmani
menderita kekalahan kettika terjadi kontak senjata dengan mereka.
Mahmud II (Sultan
ke-33) dinilai sebagai
penggagas tonggak reformasi Usmani serta berpengaruh
besar bagi perkembangan
pembaruan dikerajaan Usmani ialah perubahan dibidang pendidikan.
Pada tahun 1827 M ia
mendirikan sekolah kedokteran
dikota Istambul yang bertujuan
mendidik dokter militer
baru. Sekitar tahun
1831 dua lembaga untuk
tujuan militer juga
didirikan yaitu Muzika-i
Humayun Mektebi yang
merupakan sekolah musik kerajaan dan Mektab-i Ulum-i
Harbiye yang merupakan
akademi militer kerajaan.[3]
Untuk masyarakat umum,
ia mengubah pola madrasah
tradisional disesuaikan dengan
zamannya (abad ke-19)
dan mengikis buta aksara. Dalam kurikulum baru dimasukkan pelajaran
umum.[4]
Maka ia
mendirikan madrasah pengetahuan
umum dan sastra,
Mektebi Ma’arif dan mektebi Ulum-u Adebiye. Siswa kedua sekolah itu dipilih dari madrasah
bermutu tinggi.
Di kedua madrasah
itu diajarkan bahasa
Prancis, ilmu bumi,
ilmu ukur, sejarah, dan
ilmu politik disamping
bahasa Arab. Sekolah
pengetahuan umum mendidik siswa
untuk menjadi pegawai
administrasi, dan sekolah
sastra menyiapkan penterjemah-penterjemah untuk kepentingan pemerintah.
Disamping itu Sultan Mahmud II mendirikan pula sekolah militer,
sekolah teknik, sekolah kedokteran
dan sekolah pembedahan.
Kedua sekolah terakhir kemudian digabung
dalam satu wadah Dar-ul lum-u
Hikemiye ve Mekteb-I Tibbiye-I Sahane menggunakan
bahasa Prancis. Di sekolah ini terdapat pula bukubuku filsafat
dan berbagai pengetahuan
umum. Buku-buku barat
diterjemahkan keadalam bahasa Turki.
Selain mendirikan sekolah
Sultan Mahmud II
juga mengirim siswa-siswa berbakat ke Eropa untuk belajar.[5]
b.
Era TANZIMAT
Tanzimat atau dalam
bahasa Turki dikenal
dengan Tanzimat-i Khairiye yang berlangsung
dari tahun 1839-1876
M.[6]
Tanzimat adalah gerakan pembaharuan di
Turki yang diperkenalkan
ke dalam sistem
birokrasi dan pemerintahan Turki
Usmani semenjak pemeritahan
Sultan Abdul Majid
(1839-1861), putra Sultan
Mahmud II, dan
Sultan Abdul Aziz
(1861-1876). Kata tersebut
mengandung arti mengatur, menyusun dan memperbaiki. Pada masa ini banyak
diterbitkan beberapa peraturan untuk memperlancar proses pembaharuan.
Periode tanzimat telah membawa perubahan di bidang hukum,
pendidikan, dan pemerintahan. Sebelum
periode tanzimat, aktivitas
pendidikan dikerajaan Turki bukanlah
merupakan tanggung jawab
kerajaan, tetapi tanggung
jawab masing-masing kelompok keagamaan-millet. Pendidikan bagi umat
islam berada dibawah kontrol ulama
dan diarahkan kepada
pendidikan agama. Upaya
untuk menarik tanggung jawab
pendidikan ke wilayah
kekuasaan telah dimulai
sejak kebijakan tanzimat diumumkan.
Pada tahun 1773
didirikan sekolah pendidikan angkatan laut, sekolah militer
(1793), sekolah teknik dan kedokteran (1827), dan akademi ilmu kemiliteran
(1834). Keseluruhan sekolah
yang telah didirikan tersebut diperuntukkan untuk
pendidikan para anggota militer kerajaan. Lembaga serupa bagi
pendidikan para diplomat
dan birokrat juga didirikan, termasuk didalamnya Badan
Penterjemahan (1833) dan
sekolah ketatanegaraan, yang kemudian menjadi fakultas ilmu politik
Universitas Ankara 1950.[7]
Rencana ambisius di
bidang pendidikan dimulai
tahun 1846. Rencana tersebut memberikan
sebuah system pendidikan
secara menyeluruh sejak pendidikan dasar
hingga pendidikan tinggi
dibawah Kementrian Pendidikan (wezaret-i ma’arf-i
‘umumiye). Pada tahun
1869 kerajaan bahkan
mengeluarkan rencana
pemberian bantuan penuh bagi
pendidikan tingkat dasar.
Peningkatan mutu pendidikan di
sekolah negeri sangat
dibantu oleh contoh
perkembangan sekolah non-muslim.
c.
Masa Abdul Hamid (Usmani Muda)
Pada masa Sultan Abdul Hamid (diangkat 1876 M-sultan ke-37),
ditengah pergolakan politik Usmani dan pro-kontra sistem pemerintahan dengan
kelompok pembaru Usmani Muda,
di bidang pendidikan
ia telah mendirikan
beberapa perguruan tinggi, Sekolah
Hukum Tinggi (1878),
Sekolah Tinggi Keuangan (1878), Sekolah Tinggi Kesenian
(1879), Sekolah Tinggi Dagang (1882), Sekolah Tinggi Teknik
(1888), Sekolah Dokter
Hewan (1889), Sekolah
Tinggi Polisi (1891), dan
Universitas Istambul (1900).
Sekolah-sekolah dasar dan
menengah baru didirikan. Untuk
mengatasi kebutuhan tenaga
guru dibuka pula
sekolahsekolah guru. Kaum wanita bebas memilih sekolah, hingga
bermunculan dokter-dokter dan hakim-hakim dari wanita. Pendidikan di Mesir pada
masa modern.
d.
Era Turki Muda
Kaum wanita pada masa Turki Muda memperoleh perhatian yang besar.
Di bidang penddidikan,
kesempatan bagi kaum
wanita untuk memperoleh pendidikan juga
dibuka lebar-lebar. Kalau
pada periode tanzimat,
kaum wanita telah memperoleh
kesempatan belajar ditingkat
dasar, maka pada
periode Turki Muda kesempatan
bagi wanita untuk belajar ditingkat menengah dan tinggi juga terbuka sangat
lebar. Pada tahun
1917 undang-undang keluarga,
disahkan oleh pemerintah dan
dengan sendirinya merupakan
selangkah lebih maju
bagi kaum wanita untuk memperoleh
haknya.
Sampai disini perkembangan
sejarah pendidikan islam
di kerajaanTurki Usmani berakhir
seiring dengan berakhirnya
kerajaan Ottoman. Sultan
Majid II digulingkan dan
kekuasaan beralih ke tangan Mustafa Kamal Attaturk, yang menanamkan
westernisasi dan sekularisasi
di berbagai sendi
kehidupan nasional Turki.
B.
Pendidikan di Mesir Pada Masa Modern
A.L.Tibawai menjelaskan bahwa awal modernisasi pendidikan dimulai
dari pemerintahan di Mesir pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasha. Kontak
kebudayaan antara Mesir dan kebudayaan yang di bawa oleh Napoleon Bonaparte
menimbulkan kesadaraan umat Islam bahwa mereka telah tertinggal jauh dari
Eropa. Pada masa Muhammad Ali Basya, dikirimkanlah beberapamahasiswa ke eropa
untuk mempelajari ilmu kemanusiaan dan pemikiran modern. Sungguh pun seorang
yang buta huruf namun iamengerti akan pentingnya pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Untuk kemajuan suatu negara, ia mendirikan satu kementrian
pendidikan, untuk pertama kalinyaia mendirikan sekolah militer di Mesir pada
tahun 1815, sekolah teknik pada tahun 1816, dan sekolah kedokteran pada
tahun1827. Guru-gurunya didatangkan dari Barat. Muhammad Ali merubabah sistem
atau imprastruktur yang selama ini dipakai kepada pembaharuan. Karena iayakin
bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan di perbesar dengan kekuatan
militer. Sebagai penguasa Mesir, ia mengirim orang-orang Mesir untuk menuntut
ilmu ke Eropa, terutama ke Paris. Sementara di Kairo sendiri, mulai tahun 1816
didirikan sekolahsekolah modern, seperti sekolah militer, teknik, kedokteran,
apoteker, pertanian dan
sebagainya. Sekolah-sekolah yang didirikan Muhammad Ali ini
berorentasi pada pendidikan Barat, dan jauh dari ruh Islam, karena
mengenyampingkan pendidikan Islam. Sementara di al-Azhar, sebagai benteng
pendidikan ke-Islaman, terus bersikeras pada corak tradisionalnya. Realitas ini
menyebabkan adanya dualisme pendidikan di Mesir.Kesadaran ini menimbulkan
pelbagai pergerakan pembaharuan dari kalangan umat Islam, salah satu
pelopornyaadalah Muhammad Ali Pasha. Setelah Muhammad Ali menjadi penguasa
tunggal di Mesir, ia tidak mengalami kesukaran dalam merealisasikan konsep
pembaharuannya, terutama di bidang pendidikan. Pada tahun 1864 M Kantor
Administrasi Syeikh Al-Azhar mengeluarkan keputusan tentang materi-materi yang dipelajari di
Al-Azhar; Fiqh, Nahwu, Sharf, Ma’âni, Bayân, Badi’, Matan Lughah, ‘Arûdh,
Qâfiyah, Filsafat, Tashawuf, Mantiq, Hisab, Aljabar, Falak, Enginering, Sejarah
dan Rasm al-Mushaf. Dan tenaga pengajar adalah para alumni yang telah
menamatkan sedikitnya sebelas disiplin ilmu diatas dan lulus seleksi dan ujian
yang ditangani majelis yang terdiri dari enam orang yang diketuai syeikh
Al-Azhar Memasuki era modern, Al-Azhar mengalami modernisasi. Paham Sunni yang
mengakar kuat itu membuka jalan bagi Al-Azhar untuk menumbuhkan moderasi dan
membuka kanal-kanal pemikiran dalam koridor kesunnian. Paham Sunni dianggap
ikon kebangkitan dari keterpurukan, kebodohan dan penindasan kekuasaan dari
imprealisme pihak asing .Cikal bakal munculnya pemikiran modern diawali dengan
pemikiran salah seorang tokoh pembaharu dari mesir yakni Muhammad Abduh.
Target pembaharuan Muhammad Abduh:
1)
Purifikasi. Pemurnian ajaran Islam mendapat perhatian serius dari
Muhammad Abduh berkaitan dengan munculnya bid’ahdan khurafatyang masuk dalam
kehidupan beragama umat Islam,
2)
Reformasi. Muhammad Abduh, dalam mereformasi pendidikan tinggi
Islam terkonsentrasi pada universitas almamaternya, al-Azhar. Ia menyatakan
bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari buku-buku klasik berbahasa
Arab yang berisi dogma ilmu agama untuk membela Islam. Akan tetapi, kewajiban
belajar juga terletak pada mempelajari sains-sains modern, serta sejarah dan
agama Eropa, agar diketahui sebab-sebab kemajuan yang telah mereka capai.
3)
Pembelaan Islam. Muhammad Abduh, melalui Risalah Tauhid-nya tetap
mempertahankan jati diri Islam. Usahanya untuk menghilangkan unsurunsur asing
merupakan bukti bahwa ia tetap yakin dengan kemandirian Islam. Abduh, terlihat
tidak pernah menaruh perhatian pada paham-paham ateis atau anti agama yang
marak di Eropa. Ia lebih tertarik untuk memperhatikan serangan-serangan
terhadap Islam dari sudut keilmuan, 4. Reformulasi. Agenda ini dilaksanakan
Abduh dengan membuka kembali pintu ijtihad. Karena menurutnya, kemunduran umat
Islam disebabkan dua faktor: eksternal dan internal, yakni kejumudan umat Islam
sendiri. Abduh dengan refomulasinya menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan
akal pikiran manusia dari tidur panjangnya, sebenarnya manusia tercipta dalam
keadaan tidak terkekang, termasuk dalam hal berpikir.[8]
C. Pendidikan di India Saat Ini
1. Tujuan Pendidikan
a. Untuk memberantas buta huruf.
b. Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi.
c. Untuk meningkatkan mobilitas dan integrasi sosial.
d. Untuk memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi
e. Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat.
2. Sistem Pendidikan
India adalah negara yang menganut sistem
pendidikan dengan pola 10+2+3/4/5. Sistem pendidikan di India dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (preschool), Taman
Kanak-kanak (Kindergarten), serta pola pendidikan 10+2+3/4/5.
Pola 10+2+3/4/5 dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenjang pendidikan, diantaranya Basic Education (10
tahun), Pre University School (2 tahun), dan College (3, 4, atau
5 tahun). Basic education terdiri dari Pendidikan Dasar (Primary
School) 5 tahun, Sekolah Dasar Menengah (Upper Primary School) 3 tahun, dan
Sekolah Menengah Atas (Secondary School) 2 tahun.
3. Lembaga-lembaga dalam Pendidikan India
a. National Council of Research dan Training (NCERT) yang bertugas mengelola kurikulum.
b. National University of Educational Planning and Administration (NUEPA) yaitu badan pengembangan dan perencanaan
pendidikan tinggi.
c. National Council for Teacher Education (NCTE) yaitu badan akreditasi sekolah dan kinerja
guru.
d. National Book Trust (NBT) yaitu badan yang menyediakan buku dari jenjang
pendidikan dasar hingga universitas.
4. Jenis-jenis Pendidikan di India
Jenis-jenis sekolah yang terdapat di India adalah
sebagai berikut:
a. Sekolah Negeri (Public School)
b. Sekolah Swasta (Private School)
c. Sekolah Internasional (International School)
d. Sekolah Nasional Terbuka (National Open School)
e. Sekolah bagi siswa berkebutuhan khusus (Special Needs School)
5. Jenjang Pendidikan di India
a. Pendidikan Dasar (Primarily School)
Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang setara
dengan SD di Indonesia namun hanya dilaksanakan selama 5 tahun. Pendidikan
dasar diselenggarakan secara gratis, namun sarana dan prasarananya masih kurang
layak, terutama untuk sekolah negeri.untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pendidikan dasar, India melarang buruh usia anak-anak. Pendidikan dasar
di India masih memiliki sarana-prasarana yang memprihatinkan, sebaran sekolah
yang tak merata, rasio guru-siswa yang masih tinggi, serta masih sedikitnya
pelatihan guru. Upaya India untuk mewujudkan pendidikan bermutu adalah
pembentukan District Primary Education Programme (DPEP) untuk mewujudkan
universalisasi pendidikan dasar India melalui reformasi dan revitalisasi sistem
pendidikan dasar. 85% anggaran dari DPEP dibiayai oleh pemerintah sedangkan
sisanya 15% dibiayai oleh pemerintah negara bagian.
b. Pendidikan Menengah (Secondary Education)
Pendidikan jenjang menengah (Secondary Education)
dibangun melalui kebijakan pendidikan nasional (National Policy on
education-NPE). Pendidikan menengah menampung anak-anak usia 14-18 tahun
yang berjumlah 885 juta anak sesuai sensus penduduk India tahun 2001. Meskipun
hanya 31 juta anak yang bersekolah pada tahun 2001 dan 2002, yang berarti dua
pertiga dari populasi masih belum bersekolah. Sejak tahun 1974, program
pendidikan terintegrasi bagi anak-anak kurang mampu mulai diterapkan tidak
hanya di jenjang pendidikan dasar tetapi juga pendidikan menengah.
c. Pendidikan Tinggi di India
Tahun 2009, India memiliki 215 universitas
negeri, 100 institusi yang setara dengan universitas, 5 institusi yang menjadi
kepentingan nasional dan institusi lain yaitu 16.000 perguruan tinggi, termasuk
diantaranya adalah 1800 perguruan tinggi khusus wanita. Seluruh perguruan
tinggi di bawah naungan badan bernama University Grand Comission.
Jenjang perguruan tinggi di India adalah
sebagai berikut:
(i) Strata 1 (Bachelor Degree) 3 tahun
-Hukum dan arsitek 5 tahun
-Jurusna teknik, teknologi, seni lukis, kedokteran gigi
4 tahun
-Jususan fisipol, humaniora, dan eksak, tidak ada
skripsi.
(ii) Strata 2 (Master Degree) 2 tahun
(iii) Strata 3 (Doctor) selama 5 tahun
Dari segi mutu, pendidikan tinggi di India lebih maju daripada
pendidikan tinggi di Indonesia.
6. Kurikulum di India
a. Prinsip Pengembangan Kurikulum
(i) Seluruh penduduk India harus memiliki kesempatan yang sama dalam akses
memperoleh pendidikan.
(ii) Kurikulum harus mampu membantu pengembangan potensi siswa.
(iii) Agar nilai-nilai luhur tidak tergerus oleh arus globalisasi, sangat
penting untuk menanamkan nilai moral dan sosial yang baik pada siswa melalui
kurikulum.[9]
DAFTAR PUSTAKA
Bakhrudin,
Mukhammad. “Turki:
Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat Dmokrasi, Tadarus:
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5 No. 2, 2016.
DR. Syafiq A.
Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999). Lapidus, Ira
M. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999)
Mahmuddunaser,
Syaikh. Islam It’s
Concept and History (New
Delhi: Nusrat Ali Nasri, 1981)
Nasution, Harun. Pembaharuan
Dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta : Bulan Bintang, 1988) Ulum, M. Miftahul. Pembaharuan
Pendidikan Islam Pada Awal Abad Ke-20
(STAIN Ponorogo: Cendekia; Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 4 No. 1
Januari-Juni 2005)
Sukino, Arief. ”Dinamika
Pendidikan Islam di Mesir dan Implikasinya Terhadap Transformasi Keilmuan Ulama
Nusantara”, STUDIA DIDAKTIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 10 No.1 Tahun
2016 ISSN 1978-8169.
https://www.sublibrary.com/view?t=Analisis+Komparasi+Pendidikan+Indonesia%2C+Negara+Berkembang+%28India+...&u=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2Fupload%2F132326888%2Fpendidikan%2FA6%2520ANALISIS%2520KOMPARASI%2520NEGARA%2520INDONESIA%2C%2520BERKEMBANG%2C%2520DAN%2520MAJU.pdf diakses pada 8 Maret 2019 pukul 20.56
[1] Syaikh
Mahmuddunaser, Islam It’s Concept and History (New Delhi: Nusrat Ali
NAsri, 1981), hlm. 28.
[2] Mukhammad
Bakhrudin, “Turki: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat
Dmokrasi, Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5 No. 2, 2016, hlm. 2.
[3] DR. Syafiq A.
Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm.123.
[4] M. Miftahul
Ulum, Pembaharuan Pendidikan Islam Pada Awal Abad Ke-20 (STAIN Ponorogo
: Cendekia; Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni
2005), hlm. 57.
[5] Harun
Nasution, Pembaharuan Dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan
(Jakarta : Bulan Bintang, 1988), hlm.16.
[6] Ira M.
Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999),hlm. 74.
[7] DR. Syafiq A.
Mughni, 131
[8] Arief Sukino,”Dinamika
Pendidikan Islam di Mesir dan Implikasinya Terhadap Transformasi Keilmuan Ulama
Nusantara”, STUDIA DIDAKTIA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 10 No.1 Tahun
2016 ISSN 1978-8169, hlm. 29-30.
[9]https://www.sublibrary.com/view?t=Analisis+Komparasi+Pendidikan+Indonesia%2C+Negara+Berkembang+%28India+...&u=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2Fupload%2F132326888%2Fpendidikan%2FA6%2520ANALISIS%2520KOMPARASI%2520NEGARA%2520INDONESIA%2C%2520BERKEMBANG%2C%2520DAN%2520MAJU.pdf diakses pada 8 Maret 2019 pukul 20.56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar